Daerah

Lakpesdam NU Tasikmalaya Kaji Inovasi Digital Kalangan Muda

Sab, 18 Mei 2019 | 21:30 WIB

Tasikmalaya, NU Online
Lakpesdam NU Kota Tasikmalaya, Jawa Barat bekerjasama dengan Giveblood Community mengadakanTadarus Teknologi, dengan tema Menciptakan Inklusi Sosial Impact melalui Inovasi Teknologi Informasi, Jumat (17/5).

Kegiatan yang bertujuan untuk mendorong inovasi digital bagi kalangan muda di Tasikmalaya ini berlokasi di kantor Lakpesdam NU Tasikmalaya, Jl Situ Gede No 51 Selaawi Tasikmalaya. Kegiatan diikuti sebanyak 30 orang kalangan muda dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, aktivis, pegiat IT, Komunitas Sahabat Anak, Forum Bhinneka, dan lainnya.

Sekretaris Lakpesdam NU Kota Tasikmalaya, Ajat Sudrajat mengatakan selama lima tahun terakhir Lakpesdam NU fokus dalam penguatan sumber daya masyarakat berbasis komunitas dengan menggunakan pendekatan Inklusi Sosial. Pendekatan inklusi sosial itu menekankan antara tiga aspek, yakni pengakuan dan penerimaan sosial (rekognisi), layanan dan kebijakan. 

"Giveblood Community menjadi salah satu mitra Lakpesdam NU yang konsen dalam Gerakan Donor Darah Nasional (GDDN) yang berhasil mengembangkan Social Start-Up yang memungkinkan masyarakat untuk menemukan pendonor darah berbasis Android," ujarnya melalui rilis yang diterima NU Online, Sabtu (18/5) malam.

Geliat dari Social Start-Up ini menjadi salah satu inspirasi bagi Lakpesdam NU untuk mengembangkan inovasi untuk berkontribusi dalam kehidupan social masyarakat.

Salah satu pendiri Giveblood Community, Zulkarnain Lubis mengatakan anak muda di tahun 1990-an berlomba untuk mereformasi birokarasi, sedangkan anak muda di tahun sekarang lebih banyak berkontribusi dalam bidang Teknologi Informasi. Perancangan aplikasi ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan akan darah yang sangat tinggi di masyarakat, yang tidak berbanding lurus dengan jumlah pendonor darah. 

"Konsep awal Giveblood ini adalah mempertemukan antara pencari darah dengan pendonor darah. Kami berharap, dengan adanya aplikasi ini bisa menjawab kebutuhan darah yang cukup tinggi di banyak daerah  di Indonesia. Saat ini aplikasi ini mulai efektif di beberapa kota besar, seperti Jakarta dan Bogor, harapannya aplikasi ini juga bisa menyebar sampai ke daerah-daerah," imbuh Zulkarnain.

Giveblood lahir karena melihat permasalahan, ia lahir dari kebutuhan. Orang mendonorkan darah dengan sukarela melalui PMI, Zulkarnain memlilki ide bahwa, biasanya yang diajak adalah pihak atau komunitas yang selalu donor darah ke PMI.

"Tapi darah kita itu belum pernah tahu darah yang didonorkan itu ke siapa? Kami ingin mengajak tiga stakeholder sekaligus, yakni PMI, orang yang membutuhkan darah, dan pendonor darah untuk menjadi bagian penting dalam pengembangan sistem donor darah berbasis aplikasi, dengan aplikasi pendonor darah akan tahu darahnya didonorkan untuk siapa," paparnya lagi.
 
Melalui sistem seperti itu, pihaknya mengatakan sedang memperkuat nilai-nilai empati dan kemanusiaan antara orang yang mendonorkan darah dan pendonor darah.

Zulkarnanin juga mengatakan Start-Up didirikan oleh lima orang saja. "Awalnya sempat pesimistis aplikasi ini akan berhasil, karena kita hanya berangkat dari ide, dan tanpa modal yang besar. Didirikan 2017, launching 2018, dan mulai efektif tahun 2019," rincinya. (Kendi Setiawan)